Sebuah kebanggaan
bagi OCTI karena cita rasa kopi nusantara ala OCTI akan dapat dirasakan oleh masyarakat
se-Indonesia. OCTI akan hadir dalam salah satu film kebanggaan karya anak bangsa, Arti Kopi. OCTI bekerja sama dengan
sekuel film dengan judul Arti Kopi:
Ben & Jody yang akan diproduseri oleh salah satu aktornya sendiri, Dio Enswanto. Keterkaitan ide mengenai kopi antara pihak produser dengan CEO OCTI
memudahkan kerjasama ini, yang akan menjadi integrasi bagus dan bermanfaat bagi
kedua belah pihak.
Ditemui di
kedai Arti Kopi di daerah Blok M, Jakarta Selatan, Dio Enswanto mengungkapkan
antusiasnya untuk bekerja sama dengan OCTI selaku kafe kopi yang mengusung cita
rasa nusantara. “Filosofi OCTI sejalan dengan landasan awal kita membuat film
ini, sama-sama mengusung kebanggaan nusantara, makanya kita tertarik dan senang
juga bisa kerja sama sama anak-anak muda seperti mereka,” tutur pria berusia 31
tahun tersebut. Lebih lanjut, suami dari Aqila Frilia menegaskan bahwa kerja
sama dengan OCTI tidak akan menjadi persaingan dengan kedai Arti Kopi yang memang
dibuat dari film tersebut. “Saingan sih nggaklah,
‘kan sama-sama tujuan kedai kopinya untuk menyajikan kopi nusantara bagi yang
senang kopi, Cuma beda tempat dan suasana
aja paling. Kalau yang di Blok M sama Bintaro bisa mampir di Arti Kopi,
tapi kalo yang di Jakarta atau di luar kota bisa mampir di OCTI, cabang mereka
‘kan juga banyak. Nggak saing-sainganlah,
malah saling dukung aja.” Tuturnya.
Mengenai seperti
apa bentuk kerja sama yang terjalin antara OCTI dan Arti Kopi: Ben & Jody, Dio belum mau mengungkap secara mendalam.
“Masih rahasia dong, nanti nggak seru
kalau dibocorin sekarang. Kita sudah punya konsep yang cukup matang dan masih
proses untuk script-nya. Yang pasti
OCTI akan ditampilkan di film kedua kita.” Imbuh Dio.
Seperti
yang diketahui, film sekuel Arti Kopi: Ben & Jody rencananya akan tayang di tahun ini. Film kedua ini cukup
menarik karena ide ceritanya ‘dilempar’ ke audience.
Artinya, cerita yang tersaji di film tersebut merupakan ide cerita dari penonton,
dengan tambahan sedikit dari penulis yang nantinya akan menjadi script dan difilmkan, mengingat film
pertamanya yang diangkat dari novel karya Suci Liliwati dengan judul yang sama hanya
diterbitkan satu versi. Respon yang positif terhadap film tersebut membuat produser
ingin membuat sekuelnya, meskipun tidak diangkat dari novel.