We Please You With Pleasure


OCTI siap memberikan kejutan special bagi para pelanggan setianya. Bertepatan dengan Hari Pelanggan Nasional yang jatuh pada 4 September 2016, semua pelanggan yang datang ke OCTI akan mendapatkan promo buy 1 get 1 FREE tanpa terkecuali. Kata ‘free’ di sini berarti secara harafiah, yakni saat membeli satu kopi di OCTI, otomatis mendapatkan satu lagi kopi OCTI all variant dengan ukuran yang sama. Free coffee yang ditawarkan bukan terbatas pada kopi-kopi dengan jenis dan rasa tertentu saja, melainkan semua jenis dan rasa kopi yang tersedia di OCTI bisa dipilih tanpa tambahan sepeser pun dan berlaku selama jam operasional OCTI di seluruh Indonesia selama Hari Pelanggan Nasional.
Tampaknya OCTI memang memandang pelanggannya sebagai sahabat mereka, bukan customer semata. Pasalnya, selain promo di Hari Pelanggan Nasional, Devina Claresta Octaviani selaku CEO OCTI pun ikut turun tangan langsung untuk melayani dan berinteraksi dengan pelanggan pada hari itu di salah satu kedai OCTI. Kedai yang terpilih di tahun ini adalah kedai baru OCTI di Jogjakarta. Kedai OCTI di Jogjakarta yang akan launching tiga bulan sebelum Hari Pelanggan Nasional dipandang menjadi pilihan tepat oleh Devina guna menyambut sahabat inspiratif OCTI di kota pelajar tersebut.
“OCTI di Jogja ‘kan baru launching di bulan Juni, hanya berselang 3 bulan dari Hari Pelanggan Nasional, hitungannya masih baru. Makanya kami mau menyambut sahabat-sahabat kami yang baru bisa menikmati OCTI di Jogja, semoga mereka suka.” Tutur Devina. Lebih lanjut, Devina juga berharap, di Hari Pelanggan Nasional nanti, OCTI bisa menunjukkan kepada pelanggan bahwa pelanggan layaknya seorang sahabat yang sangat berarti bagi OCTI.

“OCTI sangat menjunjung tinggi hubungan baik dengan pelanggan, dengan tidak hanya menganggap mereka sebagai customer yang memberi OCTI keuntungan semata, tetapi layaknya seorang sahabat, dan semoga di Hari Pelanggan Nasional para pelanggan bisa merasakan hal itu, menunjukkan betapa berartinya mereka bagi OCTI.” Tutup Devina.

LEVEL ROASTING BIJI KOPI

“Untuk kalian penikmat kopi pasti sudak asing lagi dengan kopi robusta maupun arabika. Namun,apakah kalian tahu bahwa tingkat kematangan dari tiap-tiap biji kopi akan menentukan rasa dari kopi tersebut? Yuk, simak penjelasannya!"

Biji kopi pada umumnya akan berbentuk beras (green bean) yang berarti tidak dapat diseduh begitu saja sesudah melewati pascapanen. Oleh karena itu, beras kopi arus disangrai terlebih dahulu sebelum bisa digiling lalu diseduh. Cara dan derajat penyangrai akan menghasilkan kopi dengan berbagai jenis karakter. Selanjutnya, para roaster atau penyangrai biasanya menggunakan standar sendiri sehingga masing-masing memiliki citarasa yang khas dan unik.



Tingkatan roasting, cara seduh dan single oringin itu sendiri merupakan faktor yang paling penting untuk menentukan karakteristik kopi seperti apa yang nantinya akan diseduh. Itulah sebabnya dari proses tersebut akan ditentukan apakah kopi tersebut menjadi light, medium atau dark.

• Light Roast

Bagi para penikmat kopi light roast biasanya warna dari biji kopi tersebut bewarna coklat tua tetapi tidak terlalu gelap. Aroma dari light roast itu sendiri lumayan menonjol karena merupakan derajat sangrai kopi dengan tingkat kekentalan body yang rendah. Selain itu, biji kopi yang disangrai secara light umumnya tidak ada kilau minyak di permukaan biji kopi. Nah, karena biji kopi light roasted cenderung disangrai dalam waktu yang tidak terlalu lama, biasanya minyak kopi belum sempat muncul ke permukaan biji kopinya.

• Medium Roast

Dalam tingkatan medium roast biasanya bewarna coklat tua cenderung gelap. Tekstur dari medium roast ini sedikit mirip dengan teh dan tidak akan menemukan minyak kopi yang ketara pada bijinya. Selain itu, kopi pada tingkat medium ini cenderung memiliki rasa yang lebih intens dibandingkan dengan light karena memiliki komposisi yang pas.

Bagi penikmat kopi arabika yang menyukai kekentalan medium serta menginginkan aroma yang berimbang sangat disarankan untuk memilih biji kopi dengan tingkatan medium roast. Uniknya, dalam tingkatan medium roast ini masih ada lagi satu tingkat diatasnya sebelum memasuki tingkat dark roast yaitu medium-dark roast. Pada tingkatan ini, biji yang disangrai cenderung sudah memiliki tampilan kemilau minyak dan ketika diseduh sudah membentuk karakter pahit-manis yang nikmat.

• Dark Roast

Pada tingkatan dark roast, biji kopi sudah bewarna gelap dan diselimuti minyak di sekitar permukaan bijinya. Tekstur dari dark roast ini lebih kental dengan tingkat kesamaan yang rendah. Selanjutnya, kopi pada tingkatan dark roast ini umumnya dilakukan jika kopi akan disajikan lagi dengan campuran
gula atau susu.



Uniknya, karena tingkatannya lebih tinggi dibandingkan medium roast, tampilannya mengkilap karena minyak kopi banyak menyembul di permukaan biji. Namun, bagi penikmat kopi yang tidak suka dengan biji tingkatan dark roast ini tidak disarankan untuk mencoba karena biji kopi memiliki rasa gosong dan sangat pahit. Pada akhirnya, semua pilihan pada jenis roasting biji kopi tergantung dari penikmat kopi itu sendiri dan juga harus bisa menyesuaikan pemilihan biji kopi sesuai dengan selera pribadi.

Satu hal yang pasti ialah bahwa setiap kopi yang melalui berbagai pilihan teknik pengolahan termasuk pilihan derajat penyangraian akan terasa nikmat jika diseduh dengan takaran serta alat peracik yang tepat. Sudah cukup jelas bukan? Yuk, mulai sekarang pilih jenis biji kopi sesuai dengan selera pribadi.

Menyusuri Kebun Kopi Pak Gani

Mengamati dan mengalami kopi langsung dari kebun sang ahli, Gani Ratri Priambudi, atau yang akrab kita panggil Pak Gani.





Tradisi tahunan OCTI Gathering kali ini akan diadakan di Losari Co ee Plantation, Desa Losari, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang pada 15 sampai dengan 17 Agustus 2016 yang akan datang. Diundang langsung oleh sang pemilik, sekaligus supplier biji kopi andalan OCTI, Bapak Gani




Gani Ratri Priambudi (57 tahun) sudah jatuh cinta kepada kopi pada usia belia. Ayahnya adalah seorang petani kopi, sehingga masa kecilnya ia habiskan bermain di kebun kopi milik sang Ayah. Kecintaannya pada kopi ini berjasa mengirimkannya ke Institut Pertanian Bogor di mana ia mengambil jurusan Perkebunan. Setelah mendapatkan gelar, Pak Gani kemudian menjejakkan tapaknya di dunia kopi dengan menjadi barista di kedai kopi terkenal sekelas One Minute Co ffee sebelum akhirnya kembali ke kampung halaman untuk merawat kebun kopi warisan ayahnya.

Pak Gani telah menjadi supplier biji kopi bagi OCTI selama 2 tahun belakangan. Dengan keinginan tulus berbagi kecintaannya pada kopi, Bapak yang mendapat julukan Sang Maestro Kopi ini mengundang para barista OCTI untuk datang ke kebun kopinya di Losari Co ee Plantation, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang. Di kebun kopi seluas 11 hektar ini terdapat 4 jenis tanaman kopi, yaitu Arabica, Robusta, Andong Sari, dan Excelsa. Perjalanan tur keliling biasanya memakan waktu kurang lebih 1,5 jam lamanya. Tentunya, para barista OCTI akan mendapat kehormatan diantar berkeliling kebun langsung oleh sang pemilik!

Dalam acara ini, para barista akan berkesempatan untuk melihat secara langsung proses penanaman, perawatan, hingga panen biji kopi berkualitas yang selama ini dipakai OCTI untuk menyuguhkan para pecinta kopinya. Selain itu, Pak Gani juga menawarkan untuk menyaksikan penggilingan biji kopi dan beberapa barista beruntung dapat ikut turun lapangan dan diajarkan cara menggiling kopi secara manual, tanpa bantuan mesin, seperti yang selama ini dilakukan oleh para pekerja di kebun kopi Pak Gani.

OCTI Gathering akan dilaksanakan pada 15 sampai 17 Agustus 2016. Acara tahunan ini wajib diikuti oleh seluruh barista OCTI di tiap-tiap cabang, dan terbuka untuk seluruh pegawai OCTI. Sampai

jumpa di OCTI Gathering, Inspirator! ˙ 

Nongkrong sambil Ngopi, Antara Tradisi atau Gaya Hidup?

Istilah Ngopi sudah tidak bisa dijauhkan dari kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat yang malah menjadi kebudayaan masyarakat Indonesia. 

Berawal dari ngopi setiap pagi sebelum memulai aktivitas atau bahkan di sore hari sambil bersantai di perkarangan rumah telah menjadi kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat. Tidak jarang melihat sekumpulan bapak-bapak yang berkumpul dengan ditemani kopi atau sekumpulan anak-anak remaja yang juga berkumpul dengan ditemani kopi selagi bercerita satu dengan yang lain.

Oleh karena itu, seiring dengan perkembangan waktu budaya ngopi masih menjadi salah satu kebiasaaan yang dijalani oleh masyarakat Indonesia. Sesuai dengan data survei yang dilakukan oleh Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI-ACEI), estimasi kebutuhan kopi bagi masyarakat Indonesia pada tahun 2016 akan mencapai 300.000.000 kg.
Ditambah lagi dengan perkembangan jaman yang sadar akan permintaan pasar mengenai tradisi ngopi beserta nongkrong ini yang semakin besar sehingga mampu membuat para perusahaan di bidang kopi berkompetisi lebih lagi.

Sumber: (Survei Tahun 2016 oleh OCTI)

Sesuai dengan riset yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan, bahwa banyak dari konsumen memiliki kisaran umur 15-30 tahun yang memiliki kelas ekonomi sosial dari A-B, kira-kira sebagian besar tinggal di daerah Ibukota maupun sekitarnya mengaku masih suka menghabiskan waktu luangnya di coffee shop entah hanya sekadar mengerjakan tugas hingga nongkrong bersama teman-temannya. Setelah itu, dapat diketahui ketika konsumen yang mendatangi dan nongkrong di coffee shop merupakan orang-orang yang memang menyukai kopi-kopi asli, atau orang-orang yang menyukai inovasi kopi yang kini telah banyak dilakukan oleh banyak penjual kopi guna membuat yang awalnya bukan pecinta kopi pun mampu menjadi bagian dari tradisi di Indonesia ini.

Sebenarnya apa sih yang paling dibutuhkan oleh para konsumen ketika sedang nongkrong ?

Apakah jenis kopi yang bervarian? atau tempat yang nyaman agar mereka dapat dengan leluasanya berkumpul dan mengobrol dengan orang-orang terdekatnya?
Atau malah sebenarnya yang mereka butuhkan adalah tempat yang bagus agar mereka dapat berfoto-foto jika dilihat dari gaya hidup ‘suka selfie’ di jaman sekarang?

Tentunya yang mereka butuhkan adalah semua elemen yang telah disebutkan tersebut.
Mereka tidak hanya membutuhkan varian kopi tetapi mereka juga memerlukan tempat yang nyaman karena kegiatan minum kopi dengan nongkrong adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Tidak hanya menjadi gaya hidup masyarakat Indonesia tetapi memang telah menjadi tradisi masyarakat Indonesia.

Sehingga, hal-hal itu yang membuat OCTI untuk tidak hanya fokus terhadap bagian perkembangan bisnis melainkan juga bagian pelayanan yang diberikan guna memuaskan para konsumen. Kemudian dengan berbasis tagline “Our Coffee to Inspire” pun lah yang juga harus memicu kita semua untuk terus menebarkan inspirasi bagi para pecinta kopi di Indonesia.

Expansion of OCTI

Kesadaran Tanah Air membentang dari Sabang sampai Merauke, OCTI siap hadir di setiap sudut negeri



Tahun ini, ekspansi OCTI dilakukan pada dua lokasi sekaligus, yaitu DI Yogyakarta dan Semarang. Peletakan batu pertama dilakukan pada Mei 2016, masing-masing di Jalan Brigjen Katamso No. 75 dan di Jalan S. Parman Semarang 49. Fenomena ini dijadwalkan pada dua minggu yang berbeda. Dengan demikian, seluruh dewan direksi dapat hadir menyaksikan momen berharga perusahaan. Dua lokasi dipilih berdasarkan banyaknya permintaan masyarakat setempat melalui surat elektronik selama enam bulan terakhir dan untuk melengkapi kecintaan terhadap kopi cita rasa Nusantara.

Daerah Istimewa Yogyakarta, kini, dipenuhi anak-anak muda yang gaya hidupnya menjunjung tinggi quality time. Anak-anak muda, untuk memenuhi hal tersebut memilih pergi ke satu tempat yang memiliki atmos r dan suasana yang mendukung. Bila generasi X dan generasi Y awal biasanya menghabiskan waktu di rumah seorang teman, lain halnya dengan generasi Y akhir dan generasi Z. Anak-anak pada dua generasi yang sekarang sedang beranjak dewasa (remaja) memilih kedai kopi sebagai tempat utama. OCTI cabang Yogyakarta akan dipercayakan pada Bapak Brama Gading.

Kota unik lainnya, Semarang, salah satu kota terbesar di Indonesia yang menyimpan berbagai bentuk alam seperti perbukitan, pantai, dan gedung peninggalan zaman sejarah memiliki kepadatan penduduk sebesar 3.850 jiwa/km2. Pertumbuhan penduduk, ekonomi, budaya bersosialisasi, dan kemajuan teknologi digital memberi ketertarikan tersendiri pada OCTI untuk menyebarkan sukacita nikmatnya menghabiskan waktu bersama orang istimewa pada lokasi yang istimewa. Bapak Eli Hakim, setelah pembangunan selesai akan memimpin OCTI cabang Semarang.

Sejak Mei 2010, OCTI hadir pertama kali di kawasan Gading Serpong, Tangerang yang pada waktu itu disadari oleh para pendiri memiliki potensi besar sebagai pusat berbagai kegiatan, dimulai dari perkantoran, pendidikan, mall, rumah sakit, dan tempat tinggal. Sejak saat itu, OCTI yang menghadirkan lokasi dengan suasana nyaman dan hangat mampu memfasilitasi macam-macam produktivitas sembari menikmati ragam pilihan kopi mulai dari menu utama khas Indonesia
hingga mancanegara. Dalam enam tahun terakhir, rasa cinta OCTI berhasil tersebar hingga tiga kota besar di Indonesia, meliputi Jakarta, Surabaya, dan Bandung. 

PROFIL: Awarding Employees for Contributions!

ALEXANDER AJI WICAKSONO

Job Title: Manager OCTI cabang Bandung


Mas Aji yang akrab dipanggil oleh rekan-rekan mulai bekerja sebagai barista kopi sejak awal OCTI dibuka di Gading Serpong, Tangerang, tepatnya pada awal bulan Mei 2010. Ia adalah ‘teknisi’ kopi yang handal dan merupakan barista yang difavoritkan oleh pengunjung karena racikannya yang nikmat. Perjalanan karir Mas Aji, kemudian meninggalkan dunia barista di Agustus 2012 untuk memimpin salah satu kedai OCTI di Bandung, ia dipilih langsung oleh Ibu Devina.

Tantangan baru ini diterima oleh Mas Aji dan tentunya ketika dipilih menjadi seorang manager cabang banyak tuntutan baru yang harus dikerjakan. Situasi kota Bandung dengan kekayaan budaya dan karya seni membuat Mas Aji memutar otak dan mulai merancang interior kedai OCTI. “Orang Bandung itu kreatif-kreatif dan minta banget kedai kita didesain lebih menarik”, kata Mas Aji ketika ditemui di jam makan siang. Semenjak awal menjadi manager OCTI, ia sudah bertekad untuk membuat sesuatu yang baru, hal tersebut disampaikan langsung olehnya di depan semua seluruh karyawan OCTI cabang Bandung.

Devina Octaviani, selaku CEO OCTI mengatakan bahwa, “Mas Aji berhasil membawa kejayaan kedai OCTI dari cita rasa kopi dan juga penataan ruang yang menarik”. Sangat besar apresiasi yang diberikan kepada Mas Aji karena telah memberikan kontribusi yang sangat luar biasa kepada OCTI. Kini desain interior yang minimalis dan mengadopsi nuansa nusantara telah menghiasi seluruh kedai OCTI yang ada, termasuk dua cabang terbaru OCTI di Yogyakarta dan Semarang.

“Saya bekerja di dunia kopi karena saya pecinta kopi, dan saya ingin bersama mengembangkan
OCTI dan menjadikannya kedai kopi dengan konsep nusantara nomor satu di Tanah Air, sesuai dengan visi yang diberikan oleh Ibu Devina,” ucap Mas Aji mengenai apa motivasi dirinya untuk melakukan pengembangan. Mas Aji benar-benar memberikan dedikasinya bagi OCTI, dengan usaha dan loyalitasnya. Ini adalah penghargaan bagi Mas Aji, Employee of the months for contributions! Congratulations semoga semangat Mas Aji bisa menjadi semangat kita semua. Employee of the months, apakah kamu pilihannya?

Kobarkan Semangat ’45 Bersama Octi

Indonesia sebagai sebuah Negara yang sudah merdeka selama 70 tahun ternyata tidak berhenti berkembang untuk menjadi sebuah negara yang akan dikagumi oleh banyak masyarakat. Hal tersebut dicerminkan dengan perilaku masyarakat Indonesia yang mampu beradaptasi dengan berbagai macam budaya dan juga mengembangkan pariwisata dan kebudayaan Indonesia hingga tradisinya seperti misalnya perayaan 17 Agustus.

Perayaan 17 Agustus diperingati sebagai hari raya kemerdekaan Indonesia dan biasanya masyarakat Indonesia membudayakan hal tersebut dengan mengikuti berbagai macam lomba seperti tarik tambang, panjat pinang, buah isi koin, dan permainan unik kedaerahan.

Namun, seiring berjalannya waktu tentu saja lomba-lomba tersebut kerap kali kurang menarik minat anak muda yang sudah cenderung “dewasa” dengan dunia media baru seperti internet dan gadget. Oleh karena itu, perayaan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia yang ke 71 menarik perhatian OCTI untuk bereksplorasi bersama anak muda Indonesia dalam rangka mengobarkan semangat ’45.

Dalam rangka memperingati hari raya kemerdekaan Indonesia, OCTI ingin mengobarkan antusias para anak muda Indonesia dengan cara mengunggah foto/video ke Instagram @Octi.Id dengan kreasi kreatif bertema perjuangan dan Indonesia diikuti hashtag #AnakMudaBerkarya. Lebih lanjut lagi, OCTI tentu saja akan memberikan benefit bagi mereka yang berpartisipasi dalam kampanye Semangat ’45 dengan mendapatkan free beverage edisi kemerdekaan di store OCTI Indonesia

Yuk kobarkan semangat ’45 mu bersama Octi dan dapatkan free beverages spesial.

ARTI KOPI ALA OCTI


Sebuah kebanggaan bagi OCTI karena cita rasa kopi nusantara ala OCTI akan dapat dirasakan oleh masyarakat se-Indonesia. OCTI akan hadir dalam salah satu film kebanggaan karya anak bangsa, Arti Kopi. OCTI bekerja sama dengan sekuel film dengan judul Arti Kopi: Ben & Jody yang akan diproduseri oleh salah satu aktornya sendiri, Dio Enswanto. Keterkaitan ide mengenai kopi antara pihak produser dengan CEO OCTI memudahkan kerjasama ini, yang akan menjadi integrasi bagus dan bermanfaat bagi kedua belah pihak.
Ditemui di kedai Arti Kopi di daerah Blok M, Jakarta Selatan, Dio Enswanto mengungkapkan antusiasnya untuk bekerja sama dengan OCTI selaku kafe kopi yang mengusung cita rasa nusantara. “Filosofi OCTI sejalan dengan landasan awal kita membuat film ini, sama-sama mengusung kebanggaan nusantara, makanya kita tertarik dan senang juga bisa kerja sama sama anak-anak muda seperti mereka,” tutur pria berusia 31 tahun tersebut. Lebih lanjut, suami dari Aqila Frilia menegaskan bahwa kerja sama dengan OCTI tidak akan menjadi persaingan dengan kedai Arti Kopi yang memang dibuat dari film tersebut. “Saingan sih nggaklah, ‘kan sama-sama tujuan kedai kopinya untuk menyajikan kopi nusantara bagi yang senang kopi, Cuma beda tempat dan suasana aja paling. Kalau yang di Blok M sama Bintaro bisa mampir di Arti Kopi, tapi kalo yang di Jakarta atau di luar kota bisa mampir di OCTI, cabang mereka ‘kan juga banyak. Nggak saing-sainganlah, malah saling dukung aja.” Tuturnya.
Mengenai seperti apa bentuk kerja sama yang terjalin antara OCTI dan Arti Kopi: Ben & Jody, Dio belum mau mengungkap secara mendalam. “Masih rahasia dong, nanti nggak seru kalau dibocorin sekarang. Kita sudah punya konsep yang cukup matang dan masih proses untuk script-nya. Yang pasti OCTI akan ditampilkan di film kedua kita.” Imbuh Dio.

Seperti yang diketahui, film sekuel Arti Kopi: Ben & Jody rencananya akan tayang di tahun ini. Film kedua ini cukup menarik karena ide ceritanya ‘dilempar’ ke audience. Artinya, cerita yang tersaji di film tersebut merupakan ide cerita dari penonton, dengan tambahan sedikit dari penulis yang nantinya akan menjadi script dan difilmkan, mengingat film pertamanya yang diangkat dari novel karya Suci Liliwati dengan judul yang sama hanya diterbitkan satu versi. Respon yang positif terhadap film tersebut membuat produser ingin membuat sekuelnya, meskipun tidak diangkat dari novel.

Tuangkan Secangkir Kopi Semangat '45 Mu!


Persinggahan Baru OCTI

Tiba saatnya Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi persinggahan baru bagi kedai OCTI. Pada 1 Juni 2016 ini, bersamaan dengan peringatan hari lahirnya Pancasila, OCTI dengan semangat cinta kopi Indonesia membuka cabangnya yang baru tepatnya di Jl. Brigadir Katamso No. 75, Yogyakarta. Suatu kebanggaan bisa berdiri dan melayani masyarakat Jogja khususnya para pemuda baik pelajar maupun mahasiswa pencari tempat nongkrong asik dengan suasana klasik dan desain kental akan budaya khas Indonesia.

Kebanggaan akan kedai baru ini, dirayakan dengan Grand Opening yang diadakan secara meriah yang diprakarsai langsung oleh CEO OCTI Devina Claresta Octaviani bersama dengan manager OCTI Jogja, Aditya Dharmawan. Acara grand launching dihadiri oleh beberapa pemilik café dan coffee shop yang ada di Jogja seperti Johanes Indra (Knock Café), Maryam Siti (Kopi Lidah Ibu), Ghani Suseno (Goeboek Coffee). Selain itu acara ini juga dimeriahkan dengan kedatangan musisi Endah n Rhesa yang ikut mengisi suasana dengan melantunkan musik indie.

Acara dimulai dengan perkenalan dan sambutan oleh CEO OCTI yang kemudian dilanjutkan dengan prosesi pemotongan pita di pintu masuk utama. Setelah itu acara dilanjutkan di dalam ruangan dengan karyawan dan barista OCTI yang menyambut dengan ramah setiap pengunjung yang hadir. Selain guest star yang diundang, OCTI juga membuka promo pertama sebagai daya tarik pengunjung yaitu kopi gratis bagi mereka yang bisa mengucapkan secara tepat isi dari pancasila. Promo ini tentu saja langsung diserbu. Sepanjang sore hingga malam OCTI ramai didatangi para pemuda maniak kopi.

Para pengunjung merasa puas dan senang dengan kehadiran lokasi nongkrong baru. “Saya baru kali ini nemuin kopi cita rasa Indonesia. Biasanya kedai kopi kalo gak kopi biasa ya style kopi barat seperti espresso, latte gitu-gitu. Kali ini bisa merasakan berbagai kopi dari sudut bangsa”, puji Johanes Indra pemilik Knock Café ketika diwawancarai saat tengah menyaksikan performance musik. Desain kedai OCTI di Jogja juga tak luput dari pujian pengunjung karena desain yang disesuaikan dengan budaya Jawa yang dileburkan dengan konsep minimalis menjadi Java-Mims style dijelaskan oleh Pak Adit.

Harapan terhadap kedai baru ini adalah agar bisa selalu eksis dan diminati oleh para pencinta kopi di Yogyakarta. Selain itu menjadi favorit di berbagai zaman untuk lestarinya kopi khas tanah air. Selamat bagi hadirnya kedai kelima OCTI di kota pelajar. Salam Pancasila!